Jumat, 05 Oktober 2012

MASJID & SHOLAT 5 WAKTU BANYAK DI ABAIKAN

Seri : Renungan Untuk Mendirikan Sholat (1) 
Materi Siaran Indonesian Broadcaster Radio Streaming
Jakarta, 9 Mei 2012


Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamua’laykum warohmatullaahi wabarokaatuh


Sahabat Indonesian Broadcaster yang di sayang oleh Allah ta’ala…

Masjid di Indonesia, termasuk bangunan paling mudah ditemukan. Dari pelosok kampung hingga kota-kota besar, bersama model dan ukurannya.

Menurut sebuah sumber, bahwa diperkirakan jumlah masjid di Indonesia saat ini berkisar antara 600.000 s/d 800.000 bangunan, terpaut jauh dengan jumlah masjid di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun jujur kita bertutur, bahwa fungsi dan missi masjid pada generasi awal jauh lebih baik serta semarak.

Ironis, masjid yang berdiri megah dengan gaya arsitektur mengagumkan, tetapi di dalamnya hanya berisi kesunyian dan nyamuk!? Mungkin tak ubahnya seperti kuburan cina yang sunyi dari semangat kebangkitan umat dan aktifitas sholat.

Ini fakta! Banyak orang ke masjid pada momen tertentu saja, misalnya menghadiri akad nikah anaknya yang kebetulan diadakan di masjid. Atau mereka ke masjid sekali seminggu untuk sholat jumat, dan sekali setahun untuk sholat Ied-ul Fitri/Adha saja.

Bahkan ada juga yang sekadar singgah sebentar lantaran ingin buang air besar/kecil, karena di masjid biasanya fasilitas air dan wc digratiskan. Sebagian lagi ada juga yang mampir di teras, untuk melepaskan penat karena seharian ia letih mencari rupiah.

Ada lagi yang datang ke masjid hanya ingin ‘berwisata’, untuk membanding-bandingkan arsitektur rumahnya dengan bangunan masjid. Lantas memberi nilai A,B, atau C seputar kepengurusan dan kegiatan di masjid.

Namun kondisi yang lebih parah, adalah datang ke masjid ketika ia sudah berbentuk jenazah dan di usung dalam keranda, alias siap di sholatkan. Padahal di puncak masa sehat dan mudanya, ia tak pernah berpikir untuk singgah memakmurkan rumah Allah ta’ala. Tetapi di ujung kehidupannya, ia pun harus rela di tuntun mengunjungi rumah Allah ta’ala.

Duhai sahabat kami yang di rahmati Allah ta’ala…

Sesungguhnya sholat ke masjid merupakan indikasi kita, bahwa seseorang itu di sebut mukmin. “Jika engkau melihat seseorang rajin mendatangi masjid, pastikanlah bahwa di dalam dada orang itu ada keimanan yang menancap.” Begitu kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika.

Sumber BKKBN, data per 10/Februari/2009, menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 293.240.336 jiwa, dan 80% di antaranya adalah umat Islam. Memang, sejak dulu umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Sehingga dari segi kuantitas jumlah, umat Islam jauh melampaui pemeluk agama-agama lainnya. Namun pertanyaan besarnya adalah, berapa persen dari jumlah mayoritas itu yang melakukan sholat!?

Pertanyaan selanjutnya, berapa dari mereka yang senantiasa sholat berjamaah di masjid? Bagaimana dengan pemudanya? Bagaimana dengan para orangtuanya? Bagaimana dengan para pekerja kantor? Bagaimana dengan para pelaku pasar? Dan seterusnya…!?

Adapun fakta yang kerap kita saksikan, bahwa sebagian besar umat Islam tidak (terlalu) peduli dengan panggilan sholat. Mereka akan terus asyik melangsungkan aktifitasnya di saat adzan berkumandang, hingga waktu sholat pun berakhir. Astaghfirullah wa na’udzubillaah…

Sungguh dengan begitu kita tidak pernah sadar, telah melakukan sebuah kesalahan besar di mata Allah subhanahu wa ta’ala. Telah berani meninggalkan sebuah amal yang menjadi barometer dari semua amal yang dikerjakan.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, amal pertama yang akan dikalkulasi adalah sholat. Jika sholat seseorang baik, baik pula seluruh amalnya. Jika ia buruk, buruk pula seluruh amalnya.” (HR. An-Nasa’i dari Abu Hurairoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar